Widget HTML #1

Kaidah I’lal ke Dua

بِسْمِ اللهِ الرَّاحْمنِ الرَّاحِيْمِ

القَاعِدَاةُ الثَانِيَّةُ

إِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ عَيْنًا مُتَحَرِّكَةً مِنْ أَجْوَفٍ وَكَانَ مَا قَبْلَهُمَا سَاكِنًا صَحِيْحًا نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمَا إلىَ مَا قَبْلَهَمَا, نَحْوُ يَقُوْمُ وَيَبِيْعُ اَصْلُهُمَا يَقْوُمُ وَيَبْيِعُ

Artinya: Apabila ada huruf wawu (و) atau ya’ (ي) berharakat berada pada ‘ain fi’il bina’ Ajwaf dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf Shahih yang mati atau sukun, maka harakat wawu (و) atau ya’ (ي) tersebut harus dipindah pada huruf sebelumnya. Contoh: يَقُوْمُ dan يَبِيْعُ asal bentuk kalimatnya يَقْوُمُ dan يَبْيِعُ.


Kaidah Ke Dua Ilmu I'lal

Penjelasan (kaidah i'la ke dua)
Jadi di dalam teks bahasa arab, apabila ditemukan huruf wawu (و) atau ya' (ي) yang berharakat serta kedudukannya berada pada ain fi’il bina ajwaf dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf shohih yang mati atau sukun, maka harakat wawu (و) atau ya' (ي) tersebut harus dipindahkan ke huruf sebelumnya. Contoh: 

1. يَقُوْمُ bentuk asalnya يَقْوُمُ 
Jika kita amati lafaz يَقْوُمُ di situ terdapat huruf wawu (و) yang berharakat dhomah serta posisi atau kedudukannya menempati ain fi’il bina ajwaf dan huruf sebelumnya yaitu qhof (ق) merupakan huruf shohih yang mati atau sukun. Maka harakat wawu (و) yaitu dhomah pada lafaz يَقْوُمُ tersebut harus dipindahkan ke huruf sebelumnya yaitu qhof (ق) menjadi يَقُوْمُ.

Baca juga: 

2. يَبِيْعُ bentuk asalnya يَبْيِعُ
Jika kita amati lafaz يَبْيِعُ di situ terdapat huruf ya' (ي) yang berharakat kasrah serta posisi atau kedudukannya menempati ain fi’il bina ajwaf dan huruf sebelumnya yaitu ba (ب) merupakan huruf shohih yang mati atau sukun. Maka harakat ya' (ي) yaitu kasrah pada lafaz يَبْيِعُ tersebut harus dipindahkan ke huruf sebelumnya yaitu ba (ب) menjadi يَبِيْعُ.

Penerapan kaidah I’lal
يَقُوْمُ اَصْلُهُ يَقْوُمُ عَلَي وَزْنِ يَفْعُلُ نُقِلَتْ حَرَكَةُ الوَاو اِلَى مَا قَبْلَهَا لِتَحَرَكِهَا وَسُكُوْنُ حَرْف صَحِيْح قَبْلَهَا دَفْعًا لِلثِقَلِ فَصَارَ يَقُوْمُ

يَقُوْم bentuk asalnya يَقْوُمُ mengikuti wazan يَفْعُلُ . harakat wawu (و) dipindah pada huruf sebelumnya yaitu qhof (ق), karena wawunya (و) berharakat dan sebelumnya ada huruf shahih yang mati atau sukun, hal ini untuk menolak beratnya ketika mengucapkannya, maka menjadi يَقُوْمُ.


يَبِيْعُ اَصْلُهُ يَبْيِعُ عَلَي وَزْنِ يَفْعِلُ نُقِلَتْ حَرَكَة اليَاء اِلَى مَا قَبْلَهَا لِتَحَرَكِهَا وَسُكُوْن حَرْف صَحِيْح قَبْلَهَا دَفْعًا لِلثِقَلِ فَصَارَ يَبِيْعُ

يَبِيْعُ bentuk asalnya يَبْيِعُ mengikuti wazan يَفْعِلُ harakat Ya’ (ي) dipindah pada huruf sebelumnya yaitu ba (ب), karena Ya’nya (ي) berharkat dan sebelumnya ada huruf shahih yang mati atau sukun, hal ini untuk menolak beratnya ketika mengucapkannya, maka menjadi يَبِيْعُ .

Itulah tadi penjelasan tentang kaidah i'lal ke dua. Semoga artikel ini bisa memberi kepahaman kepada anda. saya ucapkan terima kasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.