Widget HTML #1

Kaidah I’lal ke lima dan Enam


بِسْمِ اللهِ الرَّاحْمنِ الرَّاحِيْمِ

القَاعِدَاةْ الخَامِسَةُ

إِذَا تَطَرَّفَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ وَكَانَتَا مَضْمُوْمَةً اُسْكِنَتَا نَحْوُ يَغْزُوْ وَيَرْمِيْ اَصْلُهُمَا يَغْزُوُ وَيَرْمِيُ

Artinya: Apabila wawu (و) atau ya’ (ي) menempati ujung akhir kalimat, dan berharakat dhammah, maka disukunkan. Contoh: يَغْزُوْ dan يَرْمِيْ bentuk asli keduanya يَغْزُوُ dan يَرْمِيُ.

Mengenal Kaidah I'lal ke Lima dan Enam

Penjelasan (Kaidah i'lal)
Jadi di dalam teks bahasa arab, jika ditemukan huruf wawu (و) atau ya' (ي) menempati ujung akhir kalimat dan berharakat dhammah, maka harus disukun.
Contohnya:

1. يَغْزُوْ bentuk asalnya يَغْزُوُ
Jika kita amati pada lafaz يَغْزُوُ di situ terdapat huruf wawu (و) yang berharakat dhommah dan posisinya berada di ujung akhir kalimat. Maka di situ huruf wawu (و) harakatnya harus diubah sukun menjadi يَغْزُوْ. 

Baca juga: 

2. يَرْمِيْ bentuk asalnya يَرْمِيُ 
Jika kita amati pada lafaz يَرْمِيُ di situ terdapat huruf ya' (ي) yang berharakat dhommah dan posisinya berada di ujung akhir kalimat. Maka di situ huruf ya' (ي) harakatnya harus diubah sukun menjadi يَرْمِيْ.

Penerapan kaidah i'lal

 يَغْزُوْ اَصْلُهُ يَغْزُوُ عَلَيْ وَزْنِ يَفْعُلُ اُسْكِنَت الوَاوُ لاِسْتِثْقَالِ الضَمَّة عَلَيْهَا فَصَارَ يَغْزُوُ

يَغْزُوْ bentuk asalnya يَغْزُوُ mengikuti wazan يَفْعُلُ. Huruf wawu (و) disukun karena harakat dhommah pada wawu (و) memberatkan lisan ketika mengucapkan lafaz يَغْزُوُ maka menjadi يَغْزُوْ.

 يَرْمِيْ اَصْلُهُ يَرْمِيُ عَلَي وَزْنِ يَفْعِلٌ اُسْكِنَت اليَاءُ لاِسْتِثْقَالِ الضَمَّة عَلَيْهَا فَصَارَ يَرْمِيْ

يَرْمِيْ bentuk asalnya يَرْمِيُ mengikuti wazan يَفْعُلُ . Huruf ya’ (ي) disukun karena harakat dhommah pada wawu (و) memberatkan lisan ketika mengucapkan lafaz يَرْمِيُ maka menjadi يَرْمِيْ.

Baca juga:

Kaidah I'lal ke Enam

بِسْمِ اللهِ الرَّاحْمنِ الرَّاحِيْمِ

القَاعِدَاةُ السَادِسَةُ

اِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ رَابِعَةً فَصَاعِدًا فِي الطَّرْفِ وَلَمْ يَكُنْ مَا قَبْلَهَا مَضْمُوْمًا أُبْدِلَتِ الْوَاوُ يَاءً نَحْوُ يَرْضَى وَيَقْوَى اَصْلُهُمَا يَرْضَوُ وَيَقْوَوُ

Artinya: Apabila wawu (و) menempati ujung akhir kalimat empat huruf, dan sebelum wawu (و) tidak ada huruf yang didhammahkan, maka wawu (و) tersebut diganti ya’ (ي). Contoh: يَرْضَى dan يَقْوَى bentuk asal keduannya يَرْضَوُ dan يَقْوَى

Penjelasan
Jadi di dalam teks bahasa arab, jika ditemukan huruf wawu (و) yang menempati posisi ujung akhir kalimat yang terdiri dari empat huruf dan sebelum huruf wawu (و) tidak ada huruf yang berharakat dhommah, maka wawu (و) tersebut harus diganti ya' (ي). Contohnya:

1. يَرْضَى bentuk asalnya يَرْضَوُ
Jika kita amati pada lafaz يَرْضَوُ di situ terdapat huruf wawu (و) yang posisinya menempati ujung akhir kalimat yang terdiri dari empat huruf yaitu ya', ra, dho, wawu, dan  huruf sebelum wawu (و) yaitu dhod tidak berharakat dhommah melainkan berharakat fathah. Maka wawu (و) tersebut harus diganti ya' (ي) menjadi يَرْضَى.

2. ،يَقْوَى bentuk asalnya يَقْوَوُ
Jika kita amati pada lafaz يَقْوَوُ di situ terdapat huruf wawu (و) yang posisinya menempati ujung akhir kalimat yang terdiri dari empat huruf yaitu ya', qhof, wawu, wawu, dan huruf sebelum wawu (و) yaitu wawu juga (و) tidak berharakat dhommah melainkan berharakat fathah. Maka wawu (و) tersebut harus diganti ya' (ي) menjadi يَقْوَى.

Penerapan kaidah i'lal

يَرْضَى اَصْلُهُ يَرْضَوُ عَلَي وَزْنِ يَفْعَلُ اُبْدِلَت الوَاوُ يَاءً لِوُقُوْعِهَا رَابِعَةً فِي الطَرْفِ وَلَمْ يَكُنْ مَا قَبْلَهَا مَضْمُوْمًا فَصَارَ يَرْضَى. فَاُبْدِلَت اليَاءُ اَلِفًا لِتَحَرَكِهَا بَعْدَ فَتْحَةِ مُتَصِلَةً فِي كَلِمَتِهَا فَصَارَ يَرْضَى

يَرْضَى bentuk asalnya يَرْضَوُ mengikuti wazan يَفْعَلُ . Huruf wawu (و) harus diganti ya’ (ي) dikarenakan berada pada ujung akhir kalimah yang terdiri dari empat huruf dan huruf sebelumnya yaitu dhod (ض) tidak berharakat dhommah melainkan berharakat fathah menjadi يَرْضَىُ. Kemudian huruf ya' (ي) diganti alif karena harakat wawu (و) posisinya setelah harakat fathah yang sambung dalam satu kalimat menjadi يَرْضَى.

يَقْوَى اَصْلُهُ يَقْوَوُ عَلَي وَزْنِ يَفْعَلُ اُبْدِلَت الوَاوُ يَاءً لِوُقُوْعِهَا رَابِعَةً فِي الطَرفِ وَلَمْ يَكُنْ مَاقَبْلَهَا مَضْمُوْمًا فَصَارَ يَقْوَىُ. فَاُبْدِلَت اليَاُء اَلِفًا لِتَحَرَكِهَا بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَصِلَةٍ فِي كَلِمَتِهَا فَصَارَ يَقْوَى

يَقْوَى bentuk asalnya يَقْوَوُ mengikuti wazan يَفْعَلُ. Huruf wawu (و) harus diganti ya’ (ي) dikarenakan berada pada ujung akhir kalimah yang terdiri dari empat huruf dan  huruf sebelumnya yaitu wawu (و) tidak berharakat dhommah melainkan berharakat fathah menjadi يَقْوَىُ. Kemudian huruf ya' (ي) diganti alif karena harakat wawu (و) posisinya setelah harakat fathah yang sambung dalam satu kalimat menjadi يَقْوَى.

Itulah tadi penjelasan tentang kaidah i'lal ke lima dan eman. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi anda. Saya ucapkan terima kasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.