Kaidah I'lal ke Satu
بِسْمِ اللهِ الرَّاحْمَن الرَّاحِيْمِ
القَاعِدَةُ الأُوْلَىْ
إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ
Artinya: Apabilah ada wawu (و ) atau ya’ (ي ) berharakat, dan jatuh sesudah harakat fathah dalam satu kalimah, maka wawu (و ) atau ya’ (ي ) tersebut harus diganti dengan alif ( ا ) seperti contoh صَانَ asalnya صَوَنَ, dan بَاعَ asalnya بَيَعَ .

Penjelasan (kaidah i'la ke satu)
Jika di temukan sebuah kalimat yang di dalamnya ada huruf wawu (و ) atau ya' (ي ) yang berharakat. Dan jatuh sesudah huruf yang berharakat fathah. Maka wawu ( و ) atau ya' ( ي ) tersebut harus diganti hurufnya dengan alif ( ا ) seperti contoh صَانَ yang bentuk asalnya adalah صَوَنَ , begitu juga بَاعَ yang bentuk asalnya adalah بَيَعَ.
Penerapan kaidah i'lal
صَانَ اَصْلُهُ صَوَنَ عَلَي وَزْنِ فَعَلَ اُبْدِلَتْ الوَاوُ اَلِفًا لِتَحَرِكَهَا بَعْدَ فَتْحَة مُتَّصِلَة فِيْ كَلِمَتِهَا فَصَارَ صَانَ
صَانَ bentuk asalnya صَوَنَ yang mengikuti wazan فَعَلَ. Wawu ( و ) diganti alif ( ا ) karena ia berharkat dan sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah, maka menjadi صَانَ.
Baca juga:
بَاعَ اَصْلُهُ بَيَعَ عَلَي وَزْنِ فَعَلَ اُبْدِلَتْ اليَاءُ اَلِفًا لِتَحَرِكَهَا بَعْدَ فَتْحَة مُتَصِلَة فِي كَلِمَتِهَا فَصَارَ بَيَعَ
بَاعَ bentul asalnya بَيَعَ mengikuti wazan فَعَلَ. ya’( ي ) diganti alif ( ا ) karena ia berharakat dan sebelumnya ada huruf berharkat fathah, maka menjadi بَاعَ.
غَزَا اَصْلُهُ غَزَوَ عَلَي وَزْنِ فَعَلَ اُبْدِلَتْ الوَاُو اَلِفًا لِتَحَرِكِهَا بَعْدَ فَتْحَة مُتَصِلَة فِي كَلِمَتِهَا فَصَارَ غَزَا
غَزَا bentuk asalnya غَزَوَ mengikuti wazan فَعَلَ. Wawu ( و ) diganti alif ( ا ) karena ia berharakat dan sebelumnya ada huruf berharkat fathah, maka menjadi غزا.
Itulah tadi penjelasan tentang kaidah i'lal yang ke satu. Semoga artikel ini bisa membantu pemahaman anda. Saya ucapkan terima kasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.