Widget HTML #1

Kaidah I'lal ke Tujuh dan Delapan

بِسْمِ اللهِ الرَّاحْمنِ الرَّاحِيْمِ

القَاعِدَاةُ السَابِعَةُ

اِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ بَيْنَ الْفَتْحَةِ وَالْكَسْرَةِ الْمُحَقَّقَةِ وَقَبْلَهَا حَرْفُ الْمُضَارَعَةِ تُحْذَفُ نَحْوُ يَعِدُ أَصْلُهُ يَوْعِدُ

Artinya: apabila ada wawu (و) berada diantara harokat fathah dan kasroh yang nyata, dan huruf sebelumnya berupa huruf mudhoroah, maka wawu (و) tersebut harus dibuang. Contoh: يَعِدُ asalnya يَوْعِدُ

Kaidah I'lal ke Tujuh dan Delapan

Penjelasan (kaidah i'lal)
Jadi di dalam teks bahasa arab, jika terdapat huruf wawu (و) yang posisinya berada di antara huruf yang berharakat fathah dan kasrah serta huruf sebelumnya berupa huruf mudhoroah, maka wawu (و) tersebut harus dibuang. Contohnya:

1. يَعِدُ  bentuk asalnya يَوْعِدُ
Jika kita amati pada lafaz يَوْعِدُ di situ terdapat huruf wawu (و) yang posisinya berada diantara huruf yang berharakat fathah yaitu ya' (ي) dan harakat kasrah yaitu ain (ع) serta huruf sebelumnya tersebut berupa huruf mudhoroah yaitu ya' (ي). Maka wawu (و) tersebut harus dibuang menjadi يَعِدُ.aa

Baca juga: 

Perhatian 
Huruf mudhoroah adalah huruf yang ada dalam fiil mudhori' ( fiil yang menunjukan makna arti sekarang atau yang akan datang) yang terkumpul pada lafaz اَنِيْتَ yaitu huruf  alif, nun, ya, ta. 

Penerapan kaidah i'lal
 
يَعِدُ اَصْلُهُ يَوْعِدُ عَلَي وَزْنِ يَفْعِلُ حُذِفَتْ الوَاوُ لِوُقُوْعِهَا بَيْنَ الفَتْحَةِ وَالكَسْرَةِ المُحَقَّقَةِ وَقَبْلَهَا حَرْفُ المُضَارَعَةِ فَصَارَ يَعِدُ

يَعِدُ bentuk asalnya يَوْعِدُ mengikuti wazan يَفْعِلُ. Huruf wawu (و) dibuang karena posisinya berada diantara huruf yang berharakat fathah yaitu ya' (ي) dan berharakat kasrah yaitu ain (ع) serta huruf sebelum wawu (و) tersebut berupa huruf mudhoroah yaitu ya' (ي). Maka lafaz يَعِدُ berubah menjadi يَوْعِدُ.

Kaidah i'lal ke delapan 

بِسْمِ اللهِ الرَّاحْمَنِ الرَّاحِيْمِ

القَاعِدَاةُ الثَامِنَةُ

إذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ بَعْدَ كَسْرَة فِيْ اسْمٍ أوْ فِعْلٍ أُبْدِلَتْ يَاءً نَحْوُ رَضِىَ وَغَازٍ اَصْلُهُمَا رَضِوَ وَغَازِوَ

Artinya: apabila ada wawu (و) jatuh setelah harkat kasrah dalam kalimah isim atau kalimah fiil, maka wawu (و) tersebut harus diganti ya' (ي). Contoh: رَضِىَ dan غَازٍ bentuk asalnya رَضِوَ  dan غَازِوُ

Penjelasan
Jadi di dalam teks bahasa arab, jika terdapat huruf wawu (و) yang posisinya berada setelah huruf yang berharakat kasrah dalam kalimat isim atau kalimat fiil, maka wawu (و) tersebut harus diganti ya' (ي). Contohnya:
 
1. رَضِىَ bentuk asalnya رَضِوَ
Jika kita amati pada lafaz رَضِوَ di situ terdapat huruf wawu (و) yang posisinya berada setelah huruf yang berharakat kasrah yaitu dhod (ض) dalam kalimat fiil. Maka wawu (و) tersebut harus diganti ya' (ي) menjadi رَضِىَ.

Baca Juga:
2. غَازٍ bentuk asalnya غَازِوُ
Jika kita amati pada lafaz غَازِوَ di situ terdapat huruf wawu (و) yang posisinya berada setelah huruf yang berharakat kasrah yaitu ghain (غ) dalam kalimat isim. Maka wawu (و) tersebut harus diganti ya' (ي) menjadi غازى. Kemudian huruf ya' (ي) disukun karena harakat dhommah pada huruf ya' (ي) memberatlan lisan ketida diucapkan. Jadilah dua sukun bertemu pada lafaz غَازِىُ yaitu tanwin dan suku. Kemudian huruf ya' (ي) harus dibuang karena pertemun dua sukun dilarang dalam bahasa arab. Maka lafaz غَزٍىْ berubah menjadi غَازٍ.

Penerapan kaidah i'lal

رَضِىَ اَصْلُهُ رَضِوَ عَلَي وَزْنِ فَعِلَ اُبْدِلَت الوَاوُ يَاءً لِوُقُوْعِهَا بَعْدَ كَسْرَةِ فَصَارَ رَضِىَ 

رَضِىَ bentuk asalnya رَضِوَ mengikuti wazan فَعِلَ. Huruf wawu (و) harus diganti dengan ya' (ي) dikarenakan huruf wawu (و) tersebut posisinya berada setelah huruf yang berharakat kasrah yaitu dhod (ض). Maka lafaz رَضِوَ menjadi رَضِىَ.


غَازٍ اَصْلُهُ غَازِوَ عَلَي وَزْنِ فَاعِلَ اُبْدِلَت الوَاوُ يَاءً لِوُقُوْعِهَا بَعْدَ كَسْرَةِ فَصَارَ غَازِىُ ثُمَ اُسْكِنَت اليَاءُ دَفْعًا لاِسْتِثْقَالِ الضَمَّة عَلَيْهَا فَالْتَقَي السَاكِنَانِ وَهُمَا اليَاء وَالتَنْوِيْن فَصَارَ غَازٍىْ. فَحُذِفَتْ اليَاء دَفْعًا لاِلْتِقَاء السَاكِنَيْنِ فَصَارَ غَازٍ

غَازٍ bentuk asalnya غَازِوَ mengikuti wazan فَاعِلَ. Huruf wawu (و) harus diganti dengan ya' (ي) dikarenakan huruf wawu (و) posisinya berada setelah huruf yang berharakat kasrah yaitu zain (ز) menjadi غَازِىُ. Kemudian huruf ya' (ي) disukun karena harakat dhommah pada ya' (ي) memberatkan lisan ketida diucapkan. Jadilah dua sukun bertemu pada lafaz غَازٍىْ yaitu tanwin dan suku. Kemudian ya' (ي) harus dibuang karena bertemunya dua sukun dilarang dalam bahasa arab. Maka lafaz غَزِوَ berubah menjadi غَازٍ.

Itulah tadi penjelasan terkait kaidah i'lal yang ke tujuh dan delapan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi anda. Saya ucapkan terima kasih dan sampai jumpa.